Sabtu, 23 April 2011

manusia dan harapan (penulisan ke 2 )

Usaha Manusia Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Kepada ALLAH


Manusia yang rajin beribadah , memiliki rasa percaya yang kuat kepada ALLAH SWT .
Karna manusia itu mendekatkan diri kepada ALLAH , tanpa harus diberi cobaan dari ALLAH untuk mendapatkan rasa butuh akan bimbingan Tuhan .

Rasa percaya kepada Tuhan .

Kita hidup di dunia ini , mengetahui bahwa , banyak masayarakat yang menganut Agama lain selain agama Saya . yaitu Islam . Harus kita akui dan hormati keberadaan agama itu . Karna perbedaan agama lah yang menyebabkan , kita menegatahui kelebihan dan kekurangan segala sesuatunya . Sehingga kehidupan kita tidak saja monoton .

Cara Orang untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya sangat berbeda - beda .

  1. Agam kristen dan Katolik mendekatkan diri kepada Tuhannya dengan pergi beribadah minimal seminggu sekali . Atau pada hari- hari besar mereka gereja seminggu 3 kali dengan durasi yang lumayan lama , 3 - 4 jam .
  2. Agama Hindu mendekatkan diri kepada tuhannya dengan cara pergi ke Pure, atau apabila mereka memiliki patung untuk persembahyangan dirumah masing- masing . Jadi setiap saat mereka bisa berdoa kapan saja.Dengan menaruh Dupa , atau semacam lidi bakar dengan wangi khusus untuk mereka sembahyang
  3. agama Budha memiliki cara mendekatkan diri kepada Tuhannya sama dengan agama hindu . Perbedaannya agama Budha tidak memiliki kebiasaan rutin mengunjungi vihara atau tempat persembahyangannya . Mereka hanya melakukan ibadah sebulan sekali , atau sesuai dengan keinginann mereka ( ini menurut pandangan saya saja , salah atau tidaknya mohon dimaafkan )
  4. Agama Islam , memiliki cara yang sangat - sangat rutin untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya . Dengan shalat 5 waktu dan itu adalah kewajiban yang benar2 wajib dan di wajib kan untuk seluruh penganut agama islam di muka bumi ini .Ditambah dengan membaca AL- Quran dan berdoa .

manusia dan harapan

Sabtu , 23 April 2011
9:24

Pritta desica 15110399

menuangkan apa yang ada didalam pikirannya :
manusia dan harapan

Selalu dan selalu kita melihat setiap manusia memiliki harapan . Manusia hidup itu ada tujuannya , Tujuan manusia untuk mencapai sesuatu sesuai keinginannya disebut harapan . Harapan manusia satu sama lain berbeda - beda . Dalam ajaran Islam , "harapan tidak lah harus sesuai dengan apa yang kita inginkan . apabila kita menginginkan harapan kita semua terpenuhi , terkadang kita tidak merasakan yang seharusnya kita tau" . Karna harapan yang kita inginkan biasanya adalah harapan untuk hidup sejahtera tanpa harus mendapat kan penderitaan (Biasanya doa setiap manusia adalah seperti itu )

Maka Allah Swt memiliki kehendak , kehendak Allah disebut takdir . Takdir dapat diubah melalui doa . Doa manusia bisa disebut sebagai harapan manusia atas dasar izin Allah agar manusia mendapatkan kehidupan sebaiknya dengan usaha dan berdoa .


Harapan setiap manusia adalah tujuan terbaik bagi kelangsungan kehidupan manusia tersebut .
Harapan dan cita- cita tampak sama karna untuk mendapatkan harapan , maka manusia harus melakukan proses -proses pencapaian harapan tersebut .


proses- proses pencapaian harapan tersebut disebut juga dengan USAHA . USAHA itu kita sebut juga dengan IKHTIAR . USAHA tanpa disertai dengan DOA , bagaikan kita melintasi di suatu jembatan dibawah lembah yang curam tanpa harus berpegangan dengan lengan jembatan . Jadi DOA itu ibarat lengan jembatan yang mengiringi kita dan membantu kita apabila terpleset jatuh apabila akan jautuh ke dalam jurang . dapat disimpulkan sendiri , usaha yang diiringi dengan doa yang khyusuk dan dengan keyakinan kepada Allah yang sangat mendalam , insyaALLah , ALLAh akan mengabulkan doa kita. Perlahan namun pasti . Karna sebenar nya ALLAh mengabulkan doa kita karna ALLAH ingin menguji kita , apakah kita masih beriman dan masih mendekatkan diri kepada Allah apabila kita keinginan dan harapan kita sudah terkabul ?


Saya sangat percaya dengan suatu harapan yang diiringi doa yang kuat . ALLah itu maha TAU dan Tidak pernah TIDUR ( kata teman saya ) , Jadi, berharaplah kita dengan suatu hal yang baik dan positive . Ditambah dengan kekuatan ibadah yang kita lakukan Insya ALLAH harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik akan segera terkabulkan melalui perantara orang lain dan atas dasar hadiah dari usaha yang sudah kita lakukan :)

bab 10 . Manusia dan Kegelisahan( tulisan ke 2)

Penyebab terjadinya ketidak pastian .


Pernah kah anda terima suatu ketidak pastian yang anda terima dari atasan anda , dari dosen , dari teman maupun dari pacar anda ?
Suatu ketidak pastian , itu adalh suatu jawaban yang sangat kita tunggu kebenarannya , namun karna kita hanya sebagai manusia penengadah jadi kita tidak bisa mendapatkan jawaban yang sebenarnya kita inginkan . jawaban yang kita fikir adalah jawban benar , ( menurut kita) adalah jawaban yang berada di benak atasan kita , dosen kita , atau teman2 yang lain yang menurut kita pintar . Fikiran itu sangat-sangat salah . Penentu kehidupan kita bukan orang lain . melainkan diri kita sendiri . Jadi apabila kita berada di suatu tekanan ketidak pastian , jangan pernah berharap agar ketidak pastian itu akan hilang atas bantuan orang lain. Kita harus terus berusaha mengatasi ketidak pastian, agar kita tidak terdidik menjadi manusia pengikut , manusia FOLLOWER yang nasib nya ditentukan orang lain

Orang lain adalah stimulus bagi kehidupan kita , stimulus agar ketidak pastian itu perlahan mendapat pencerahan dari kepastiannya . Bukan berarti kita mengikuti kemauan orang lain saja . kita juga harus menjadi penjawab sebagi ketidak pastian itu. Dengan cara mencari sendiri informasi - informasi mengenai hal yang akan kita selesaikan itu .


Jadi , kesimpulannya : Penentu dari segala pertanyaan , masalah - masalah yang ada di kehidupan kita adalah kita sendiri . Walaupun kita merasa kita tidak memiliki ilmu yang cukup , denga keyakinan dan atas dasar di dalam hati kita sendiri jawaban akan ketidak pastian akan muncul di dalam benak kita dengan begitu saja :)

bab 10 . Manusia dan Kegelisahan

Pritta Desica
15110399

23/4/2011
7:51

Rasa , gelisah .
Pernahkah kalian mengalami rasa kegelisahan dikala kalian sedang merasa tertekan ketika meng hadapi suatu masalah ? Ya , kegelisahan itu selalu mengantui perasaaan kita .

Apa sih kegelisahan itu ? Kegelisahan itu adalah perasaan akan takut dan cemas , tidak percaya diri, panik , mawas diri , sensitive, kesepian , keterasingan ke karna suatu hal atau masalah yang dihadapi atau karna suatu urusan yang mendadak sehingga baru dikerjakan pada menit - menit terakhir .

Apa sih penyebab penyebab gelisah ?
Gelisah itu bisa datang tiba2 karna kita suka mengulur -ngulur waktu pada saat mengerjakan suatu tugas , pada saat kita merasa asing disuatu tempat yang baru kita kunjungi dan kita merasa tidak nyaman untuk berada disana kita juga akan merasakan gelisah . Juga pada saat kita berada dirumah ,sendirian dan tidak ada orang , maka kita akan merasakn rasa gelisah bercampur takut datangnya maling :P .
Hormon strees berfungsi menurunkan fungsi keempat kelenjar yang memproduksi energi . jadi kita bisa merasa gelisah pada saat gormon cortisol itu turun walaupun hanya 30% saja .
lalu penyebab Hipertiroidisme merupakan suatu kondisi dimana terdapat hormon tiroid yang berlebihan dalam tubuh. Hal ini karena tiroid terlalu aktif dalam memproduksi hormon sehingga metabolisme dalam tubuh akan meningkat. Hipertiroidisme biasanya dimulai secara lambat dan pada awalnya gejala mungkin disalahartikan sebagai gelisah karena stres.
selain ditemukan gejala-gejala hipertiroid, dapat pula ditemukan mata yang terlihat membesar akibat naiknya kelopak mata atas. Bahkan kadang-kadang dapat dijumpai satu atau kedua mata yang terlhat menonjol. Beberapa pasien juga dapat mengalami pembengkakan di leher bagian depan akibat pembesaran kelenjar tiroid. Penyakit Graves lebih banyak ditemui pada wanita daripada pria dengan perbandingan 1 : 5-10. Penyakit ini banyak dijumpai pada mereka yang berusia 20 – 40 tahun.

penyakit yang disebabkan dari kegelisahan ini dapat menyebab kan banyak msalah bagi fungsi tubuh . Karna gelisah , kita menjadi sulit tidur , sulit berfikir , berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat .
dan akibat yang paling terlihat adalah bola mata yang menonjol keluar ditambah dengan kantung mata seperti saya :P :P :P :P

Selasa, 19 April 2011

bab 9. manusia dan tanggung jawab

Manusia merupakan mahluk individual (pribadi), manusia juga makhluk sosial (bermasyarakat) dan manusia juga merupakan mahluk pengabdi dalam batasan seorang hamba (religi) artinya adalah manusia itu sendiri sebagai mahluk tuhan. Jika ditinjau dari definisi manusia dari aspek tersebut diatas maka tidak akan terlepas peranan manusia di dunia ini yang mencakup ketiganya secara sederhana namun kompleks. Sehingga dari pernyataan dan definisi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar.

Aktor terhebat dengan karakteristik yang menjiwai peranannya dalam bermain sinetron didunia ini dengan skenario dan sutradara tuhan adalah manusia. Ketika manusia sudah menentukan peranannya sendiri baik secara langsung atau tidak langsung maka manusianya itu sendiri akan terikat oleh sebuah sistem permainan tuhan dan permasalahan yang tidak mudah, yaitu tanggung jawab.

Karena manusia pada hakikatnya adalah mahluk pembelajar, maka diperlukan sebuah kontrol sistem dalam sebuah pemainan karakter didunia ini, yaitu tanggung jawab. Tanggung jawab merupaka kesadaran akan setiap sikap dan tingkah laku yang telah dilakukan atau bahkan akan dilakukan, baik sengaja atau tidak di dalam dunia ini, baik secara personal, sosial hingga kejenjang yang lebih tinggi yaitu pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya.

Tanggung jawab merupakan aktualisasi dan perwujudan dari sikap sadar seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia melakukan suatu hal dengan resiko dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh obat – obatan maka tidak dapat dikatakan sebagai si tanggung jawab. Sadar memiliki pengertian tahu, pengertian dan ingat sehingga kesadaran dapat didefinisikan sebagai pengertian dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang benar baik terhadap sikap dan perbuatannya. Dimana kesadaran manusia sangat berkaitan erat denga hati dan pikiran yang terbuka dan mau menerima sejumlah informasi dan ilmu pengetahuan serta hal – hal yang benar.

Jika si manusianya tidak mau dan tidak dapat bertanggung jawab, maka si manusianya secara tidak langsung tidak sadar atau bukan manusia. Hanya saja perwujudan secara fisik tampak seperti manusia.


sumber : http://filsafat.kompasiana.com/2010/05/03/manusia-dan-tanggung-jawab/

Opini public :

Sadar , dan tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan manusia . Dimana seorang manusia dikatakan bertannggung jawab , apabila ia melakukannya dengan fikiran sadar . Apabila manusia melakukan tanggung jawab namun dibawah alam sadar nya maka manusia itu dikatakan tidak bertanggung jawab .

kesadaran akan tanggung jwab yang harus kita jalankan adalah berdasarkan hati nurani sendiri tanpa adanya paksaan melakukan tanggung jawab itu . apabila melakukannya dengan paksaan maka kita akan menjalankan dengan hati terpaksa dan hasil nya tidak maksimal

Senin, 18 April 2011

bab 9 . manusia dan tenggung jawab .

Manusia , tanggung jawab dan pengabdian . Sangat erat kaitannya dengan hal tersebut . Dengan tanggung jawab , maka manusia memiliki sifat pengabdian yang tanpa disadari pengabdian yang ada di dalam diri manusia itu merupakan suatu hal yang bermanfaat bagi dirinya , orang lain dan negara . Pengabdian dapat dibagi menjadi banyak bentuk . Ada pengabdian dalam bentuk cinta dan kasih . ada pengabdian dalam bentuk kesetiaan .Pengabdian dalam bentuk pengorbanan . Semua manusia melakukan pengabdian itu sendiri berdasarkan nurani hati kondisi dan situasi yang dialami mereka .


Oleh karna itu , pengabdian dan tanggung jawab tidak begitu jauh kaitannya dengan yang sebenarnya telah kita lakukan sekarang . Mungkin dibawah alam sadar kita , kita sudah banyak melakukan tanggung jawab dan pengabdai terhadap bangsa dan negara ini . :)




sekian.


terimakasih :)

Sabtu, 09 April 2011

bab 8 manusia dan pandangan hidup artikel dan opini terkait bagian 2

Di bagian ke 2 ini , saya akan menceritakan tentang cita2 saya sebagai manusia yang berpedoman pada pandangan hidup sempurna di masa depan menurut saya .
saya bercita- cita ingin menjadi wanita karir yang memimpin sebuah perusahaan multinasional besar , dan saya berhasil bekerja di semua bidang . saya ingin memimpin perusahaan besar lebih dari satu perusahaan sekaligus selayaknya orang yang mengispirasikan saya akan keberhasilan dalam memimipin perusahaan besar , yaitu TANRI ABENK . Dia adalah salah satu people who inspire many people in this country

Pandangan hidup yang baik ternyata tidak cukup, karena dunia ini adalah alam ikhtiari, yaitu lingkungan hidup strategik yang akan terjaga baik jika disertai upaya cerdas, terencana dan berkelanjutan. Upaya itu membentuk cara hidup. Dalam lingkup antarbangsa dewasa ini terlihat jelas. Cara hidup yang mengabaikan kedaulatan pangan membuat suatu bangsa menjadi kelas penggarap sekaligus pasar bagi produk pangan bangsa lain.tempat hidup. Banyak bangsa hidup di alam yang subur dengan iklim yang bersahabat tetapi lambat beranjak lebih maju dibandingkan lainnya. Sementara bangsa lain hidup di alam tandus dengan iklim yang ganas tetapi mampu berkembang menjadi lebih kuat dan makmur. Pesannya jelas. Kesungguhan dan kesinambungan untuk mencerdasi tempat hidup lebih penting daripada mengeluhkan dan menyalahkannya.

peralatan hidup. Manusia hidup membutuhkan peralatan. Babakan sejarah manusia pun bisa dilihat dari penggunaan dan penguasaan mereka atas peralatan. Manusia nomaden menguasai dan membutuhkan sedikit alat. Semakin maju peradaban maka semakin banyak pula peralatan yang dikuasai dan dipergunakan.

sedikit mengutip sumber dari http://www.wahidinstitute.org/Opinion/Detail/?id=155/hl=id/Islam_Di_Tengah_Percaturan_Global

kesimpulan : pandangan hidup dan langkah2 agar pandangan hidup menjadi terarah dan tidak keluar pada tujuan , adalah memegang teguh pada kitab dan agama yang mengajarkan kita akan segala kebenaran dan pemahaman akan hal2 yang benar dan salah :)



sekian dan terima kasih

bab 8 manusia dan pandangan hidup

sudh memasuki minggu terakhir bab 8 , dan saya akan menjelaskan secara lengkap dan rinci tentang pandangan hidup saya sebagai manusia .


Pandangan-hidup kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.





Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.

Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. Al-Baqarah: 30)

Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.

Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.

Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.

Pada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Lantas, apakah manusia ketika berada di dalam rahim ibunya tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang hamba? Apakah janin yang berada di dalam rahim itu tidak beribadah?

Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas bumi ini beribadah menurut kondisinya. Paling tidak, ibadah mereka itu adalah bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah:

Yushabbihu lillahi ma fissamawati wama fil ardh.

Bebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan cara bertasbih. Dalam hal ini, janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku akan meniupkan roh ke dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku akan tiupkan roh itu ke dalam dirimu. Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Lalu dijawab oleh janin tersebut, “Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.”

Dari sejak awal, ternyata manusia itu sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya akan ditiupkan, maka Allah menanyakan dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya sebagai Tuhan. Jadi, janin tersebut beribadah menurut kondisinya, yaitu dengan bertasbih kepada Allah. Tidak ada makhluk Allah satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya.

Manusia mulai melakukan penyimpangan dan pembangkangan terhadap Allah yaitu pada saat ia berusia akil baligh hingga akhir hayatnya. Tetapi, jika kita ingat fungsi kita sebagai khalifatullah, maka takkan ada manusia yang melakukan penyimpangan.

Makna sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti Allah di bumi”. Setiap detik dari kehidupan kita ini harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah, seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya:

Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa li ya’budu.

“Tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”

Kalau begitu, sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah. Dalam pandangan Islam, ibadah itu ada dua macam, yaitu: ibadah primer (ibadah mahdhah) dan ibadah sekunder (ibadah ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah tidak langsung. Seseorang yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan diberikan siksaan oleh Allah. Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan langsung diberikan ganjaran oleh Allah. Ibadah mahdhah antara lain: shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah semua aktifitas kita yang bukan merupakan ibadah mahdhah tersebut, antara lain: bekerja, masak, makan, dan menuntut ilmu.

Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang paling banyak dilakukan dalam keseharian kita. Dalam kondisi tertentu, ibadah ghairu mahdhah harus didahulukan daripada ibadah mahdhah. Nabi mengatakan, jika kita akan shalat, sedangkan di depan kita sudah tersedia makanan, maka dahulukanlah untuk makan, kemudian barulah melakukan shalat. Hal ini dapat kita pahami, bahwa jika makanan sudah tersedia, lalu kita mendahulukan shalat, maka dikhawatirkan shalat yang kita lakukan tersebut menjadi tidak khusyu’, karena ketika shalat tersebut kita selalu mengingat makanan yang sudah tersedia tersebut, apalagi perut kita memang sedang lapar.

Tujuan Ibadah

Tujuan ibadah ada dua (baik itu ibadah mahdhah, maupun ibadah ghairu mahdhah). Pertama, untuk mencapai kesenangan hidup di dunia. Kedua, untuk mencapai ketenangan hidup di akhirat. Atau secara sederhananya yaitu untuk mencapai kesenangan dan ketenangan dunia dan akhirat. Berbagai macam kesenangan dunia kita lakukan tak lain adalah untuk meraih kesenangan dan ketenangan akhirat. Misalkan bekerja. Dengan bekerja, maka seseorang akan mendapatkan uang. Dengan uangnya tersebut, maka ia akan mendapatkan kesenangan dunia, dan juga akan semakin memudahkannya untuk melakukan ibadah mahdhah, misalkan berzakat ataupun menunaikan ibadah haji.

Rasulullah mengatakan, “Orang yang paling gampang masuk surga adalah orang kaya yang mau bersedekah.”

Mendengar itu, seorang sahabat berkata, “Ya Rasul, bagaimana kalau saya ini tidak kaya?”

Rasulullah kemudian menanyakan kepada sahabat tersebut, “Apakah kamu memiliki kurma?”

“Punya, ya Rasul,” jawab sahabat tersebut.

“Kalau kamu memang memiliki kurma, maka bagi dua-lah kurma tersebut. Setengahnya sedekahkan kepada orang lain, sedangkan setengahnya lagi untukmu. Setengah yang kamu bagikan kepada orang lain tersebut akan mengantarkan kamu untuk masuk surga bersama orang kaya yang suka bersedekah,” perjelas Rasulullah kepada sahabat tersebut.

Lalu ada lagi sahabat yang bertanya ketika itu, “Ya Rasul, saya tidak kaya dan tidak punya kurma. Kalau seperti ini, berarti saya susah masuk surga?”

Lalu Rasulullah bertanya kepada sahabat tersebut, “Apakah kamu mempunyai air satu gelas?”

“Punya, ya Rasul,” jawab sahabat tersebut.

“Kalau begitu, yang satu gelas tersebut kamu bagi dua. Setengahnya untuk kamu, sedangkan setengahnya lagi kamu sedekahkan kepada orang lain yang membutuhkan. Maka setengah yang kamu sedekahkan kepada orang lain itu akan mengantarkan kamu masuk surga bersama orang yang punya kurma yang dibagi dua tadi, dan juga bersama dengan orang kaya yang suka bersedekah.”

Lalu ada lagi yang bertanya, “Ya Rasul, saya ini tidak kaya, tidak punya kurma, dan juga tidak punya air satu gelas. Kalau begitu saya ini akan susah masuk surga?”

Lalu dijawab oleh Rasulullah, “Kalau kamu tidak mempunyai ketiga-tiganya itu, maka sedekahkanlah kepada saudaramu kalimat-kalimat yang baik, nasihat-nasihat yang baik, serta ucapan-ucapan yang baik.”

Nabi juga pernah mengatakan, “Hak seorang muslim itu adalah untuk didatangi pada saat ia sakit.” Jika itu adalah hak seorang muslim, maka muslim yang lainnya berkewajiban untuk mendatangi muslim yang sedang sakit tersebut.

Lalu Nabi juga pernah mengatakan, “Ketika kalian mendatangi orang yang sedang sakit, coba usap-usaplah dia dengan mengatakan, bersabarlah, karena ini ujian Allah.” Jadi, kita tidak perlu merasa berat untuk mendatangi dan menjenguk orang yang sedang sakit jika kita sedang tak memiliki apa-apa. Karena kita menjenguknya itu dalam rangka “kalimat thayyibah” kepada mereka yang sakit itu. Patut juga diketahui, kadang kala orang yang sakit itu kemudian menjadi sembuh lebih dikarenakan motivasi dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

Semua kenikmatan itu diberikan oleh Allah karena kita diberikan kedudukan sebagai khalifatullah. Khalifatullah yang sangat efektif adalah khalifatullah yang menyadari dirinya, bahwa semua kenikmatan yang ada sekarang ini adalah kenikmatan yang diberikan oleh Allah, dan kita mensyukurinya hanya dengan jalan beribadah kepada-Nya.

Ibadah itu pada hakikatnya dalam rangka tiga hal:

Pertama, membina diri dengan baik.

Jika orang beribadah, tapi dirinya tidak terbina, sebenarnya ia belum mencapai tujuan itu. Misalkan, dia sering datang ke pengajian, tapi sifatnya tetap saja tidak pernah berubah. Ini berarti, bahwa dia menyimpang dari tujuan ibadah.

Mendidik dirinya itu adalah dalam rangka membina hubungan dengan sesama, dengan lingkungan, dan dengan Penciptanya. Jadi, kalau kita mendengarkan pengajian, dan pengajian itu adalah ibadah, maka seharusnya pembinaan diri tersebut menjadi meningkat. Misalkan, kita mengetahui bahwa minuman yang memabukkan itu diharamkan oleh agama, yang hal tersebut kita ketahui setelah mendengarkan ceramah agama. Namun setelah itu, ternyata kita tetap mengkonsumsi minuman yang memabukkan tersebut. Jika seperti ini, berarti kita belum sempurna membina diri kita dalam rangka mencapai ibadah.

Kedua, dalam rangka mensucikan diri kita.

Mensucikan diri yang dimaksud adalah: Pertama, mensucikan diri dari sifat-sifat yang kotor. Kedua, mensucikan diri dari perbuatan-perbuatan kotor. Sifat kotor akan mendorong kita melakukan perbuatan-perbuatan kotor. Makanya, perbuatan kotor itu kita minimalkan, bahkan kita hilangkan dari diri kita sendiri. Ketiga, membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa. Jika kita pernah melakukan perbuatan dosa, maka kemudian kita bertobat kepada Allah dan beristighfar. Itulah tujuan dari ibadah yang kita lakukan.

Ketiga, mengisi diri dengan sifat yang terpuji, mengisi diri dengan perbuatan baik, dan mengisi diri dengan perbuatan yang berpahala.

Kalau begitu, sasaran ibadah itu pada hakikatnya adalah untuk membina diri, mensucikan diri, dan mengisi diri.

Di dalam kehidupan kita sebagai khalifah Allah, maka ada dua hal yang harus kita perhatikan. Pertama, ada yang harus dijaga. Kedua, ada yang harus dihindari.

Yang harus dijaga tersebut ada empat hal: Pertama, menjaga hubungan baik dengan diri sendiri. Kedua, menjaga hubungan dengan sesama manusia. Ketiga, menjaga hubungan dengan lingkungan. Keempat, menjaga hubungan dengan Allah.

Yang harus dihindari tersebut juga ada empat hal, yaitu: penzaliman terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap lingkungan, dan terhadap Allah.

Kesimpulan

Setiap pandangan hidup umat beragama berbeda , dimana setiap orang memiliki pandangan hidup untuk mencapai kepuasaan tertinggi , yaitu kepuasan untuk mendapatkan pengahargaan , dikagumi,kekayaan dan semua yang diinginkan dapat terpenuhi lebih dari cukup.Jika kita sudah menyadari bahwa diri kita sebagai “Khalifah Allah”, kemudian penciptaan kita itu adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, semua ibadah yang kita lakukan dalam rangka menjaga empat hubungan tadi dan menghindari empat hubungan tadi, maka manusia tersebut menjadi manusia yang muttaqin sejati.

Jadi, kalau kita ingin mendapatkan predikat orang yang bertaqwa sejati, maka sebenarnya ajaran-ajaran tersebutlah yang harus kita laksanakan. Orang yang bertakwa secara sejati, maka akan ada keseimbangan di dalam hidupnya. Dia selalu menjaga hubungannya dengan dirinya, dengan sesamanya, dengan alam, dan dengan Tuhannya.

Kalau manusia sudah seperti itu, pasti dia akan hasanatan fiddunya wa hasanatan fil akhirah. Di dalam tasawuf, manusia seperti inilah yang dinamakan insanul kamil, yaitu manusia yang sudah mencapai derajat para Nabi, terutama mencapai derajat Rasulullah Muhammad SAW. Derajat para Nabi yang dimaksud adalah derajat dalam hal amal ibadah, bukan sebagai Nabinya.

Semoga kita menjadi manusia yang menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, dan juga sebagai hamba yang harus beribadah kepada-Nya, dan kita bercita-cita agar kita menjadi manusia yang mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. [Navy]

Disarikan dari Kuliah Dhuha yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A. pada tanggal 16 Maret 2008 di Masjid Agung Sunda Kelapa-Jakarta. Transkriptor: Hanafi Mohan

Minggu, 03 April 2011

bab 7 manusia dan keadilan (artikel dan opini terkait) bagian 2

manusia dan keadilan


manusia kerat kaitannya dengan hukum . Hukum itu adalahsuatu undang2 yang menyangkut tentang dunia hak dan kewajiban seluruh masyarakat disuatu negara . oleh karna itu , suatu keadilan menyelurh bagi masyarakat Indonesia , adalah keadilan tanpa pandang bulu . Pernah saya membaca surat kabar sekitar 3 tahun silam . Surat kabar tersebut mem
beritakan bahwa seorang nenek yang mencuri buah coklat disalah satu kebun milik majikannya di daerah jawa tengah , dihukum polisi sekitar 2 tahun penjara dan denda sekian juta menurut perundang2 an yabg berlaku . Akan tetapi , saya melihatdengan mata kepala saya sendri , seorang pejabat yang telah menguras harta rakyat dari pajak , hanya di penjara dengan masa kurung 3 bulan dan menjadi tahanan luar karna barang bukti pendukung yang kurang begitu lengkap .

sangat sedih saya membaca surat kabar tersebut . Akan ke tidak adilan yang diperoleh oleh rakyat indonesia ,dan keadilan itu kalah dengan suatu manipulasi benda yang amat berpengaruh besar . Yaitu UANG . UANG mengalahkan segalanya . Kejujuran , ke setiaan , ke adilan hilang karna uang .Uang , pangkat , dan derajat . Menjadi salah satu masalah sosial yang akhir2 ini menjadi tidak terkendalikan . Banyak orang yang berusaha setengah mati memperoleh ke3 unsur penghancur keadilan dalam manusia .


kesimpulan :

Uang tidak membeli segalanya termasuk akhlak dan karakter seseorang . Uang hanyalah sebagai alat tukar , benda mati yang hanya karna benda mati itu , kita menjadi manusia yang tidak adil dan egois terhadap diri sendiri . mari kita belajar menjunjung tinggi keadilan dengan menegakan hukum dan merestrukturisasi perundang2an negara yang skrg ini lebih mementingkan derajat saja


Sumber : saya sendiri

babab 7 manusia dan keadilan (artikel dan opini terkait )

Keadilan, adalah satu kata yang secara latent dikhianati oleh para Elit (politisi & Pemerintah) dan kata kunci yang paling lemah disadari-difahami oleh sebagian besar rakyat, termasuk generasi muda, untuk diyakini sebagai hak-hak mendasar yang harus diperjuangkan, diperoleh dan dirasakan demi untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Keadilan dalam masa Orde Baru – telah digeser oleh azas Pertumbuhan yang ternyata lebih besar menghasilkan konglomerat–koruptor -perampok yang menyengsarakan rakyat. Kini, keadilan juga mengalami nasib lebih buruk, selain diingkari aspek pemihakan-pemerataan sosial-ekonomi, rakyat (petani, nelayan & pedagang) dibiarkan bertarung bebas dengan kekuatan global internasional. Nasib sial seolah menjadi milik Rakyat, sudah jatuh ketiban tangga. Kata rakyat bahkan telah diolah secara trendy oleh PDIP dengan kata Wong Cilik ~ yang menjadi trade-mark dalam jargon kampanye PDIP yang seolah memihak rakyat. Akibatnya, dengan pengingkaran keadilan dalam masa Pemerintahan Megawaty, wong cilik makin kerdil, makin miskin, makin hina dan makin lemah baik fisik maupun mental.

Sejak 1998 saat akhir Pemerintahan Soeharto, hingga Megawati, keadilan harus dikorbankan oleh segerbong agenda untuk penyelesaian masalah kronis bangsa-negara: yakni membayar utang, privatisasi, prestasi mengejar pemasukan negara, memelihara momentum pertumbuhan, pengurangan campur tangan Pemerintah (Liberalisasi), menjaga stabilitas nilia tukar Rupiah dlsb. Pengingkaran keadilan yang sangat luar biasa menyolok adalah :

¨ Alokasi & distribusi dana BLBI, Kredit program Pemerintah dan Proyek-2 APBN, proyek-2 BUMN yang sebagian besar untuk pengusaha besar. Setelah macetpun, pengusaha besar memperoleh keringanan dan pengampunan,

¨ Sedang alokasi & distribusi BLBI dan Kredit Program serta APBN untuk sektor kecil-menengah tidak mencapai 20%. Setelah macet, tidak ada keringanan dan dipaksa asset (yang berupa rumah tinggal) disita dan dilelang.

Mempelajari pengalaman perjalanan pembangunan selama 38 tahun terakhir, kita-rakyat harus mampu mengelola, mengorganisir diri dan memperjuangkan paradigma pembangunan yang bekeadilan – yang memihak rakyat mayoritas Indonesia. Oleh karenanya, kita harus mampu mengkoreksi kesalahan dan manipulasi dasar pemikiran paradigma pembangunan yang ada yang dapat diuraikan dalam penjelasan berikut :

*Penulis adlah Direktur Lembaga Studi Demokrasi & Peradaban (LSDP), alumni FEUI-Studi Pembangunan 1980


sumber artikel :http://iluni.or.id/hal/berita/detail/386/visioner_neo_kolonialisme_peradaban_.html



kesimpulan : manusia sangat lemaah dengan yang namanya keadilan , keadilan telah membuat harga diri manusia terhina-hina dan terinjak2 . Kadang keadilan hilang karna suatu ke egoisan semata . keegoisan antara manusia dan manusia hanya menjatuhkan martabat dan harga diri manusia saja . meskipun demikian kita rakyat indonesia mempunyai undang-undang kewarganegaraan yang menjujung tinggi keadilan , dengan ditambahkan di sila ke 5 dalam pancasila , yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab . Hancur,musnah dan hilangkarna perubahan jiwa rakyat yang merasa SELALU benar

Senin, 21 Maret 2011

manusia dan keindahan yang diciptakan alam

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaaq, 65: 3)

Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (QS. Al Mulk, 67: 3-4)

... Jika sebuah bentuk yang sesuai atau sangat seimbang didapatkan melalui unsur penerapan atau fungsi, maka kita dapat mencari fungsi Angka Emas padanya... Angka Emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. (1)

Apa yang sama-sama dimiliki oleh piramida di Mesir, lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, bunga matahari, bekicot, buah cemara dan jari-jemari Anda?

Jawaban atas pertanyaan ini tersembunyi pada sebuah deret angka yang ditemukan oleh matematikawan Italia, Fibonacci. Sifat angka-angka ini, yang dikenal sebagai angka-angka Fibonacci, adalah bahwa masing-masing angka dalam deret tersebut merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya. (2)


L. Pisano Fibonacci

Angka Fibonacci

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …

Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai "golden ratio" atau "rasio emas".

GOLDEN RATIO (RASIO EMAS) = 1,618

233 / 144 = 1,618

377 / 233 = 1,618

610 / 377 = 1,618

987 / 610 = 1,618

1597 / 987 = 1,618

2584 / 1597 = 1,618


TUBUH MANUSIA DAN RASIO EMAS

Ketika melakukan penelitian atau memulai merancang produk, para seniman, ilmuwan dan perancang mengambil tubuh manusia, yang perbandingan ukurannya ditetapkan berdasarkan rasio emas, sebagai acuan ukuran yang mereka gunakan. Leonardo da Vinci dan Le Corbusier menggunakan tubuh manusia, yang ukurannya ditetapkan menurut rasio emas, sebagai patokan ukuran ketika membuat rancangan karya mereka. Tubuh manusia dijadikan pula sebagai patokan dalam the Neufert, salah satu buku rujukan terpenting arsitektur abad modern.


Leonardo da Vinci menggunakan rasio emas dalam merancang perbandingan ukuran tubuh manusia.

RASIO EMAS PADA TUBUH MANUSIA

Hubungan kesesuaian "ideal" yang dikemukakan ada pada berbagai bagian tubuh manusia rata-rata dan yang mendekati nilai rasio emas dapat dijelaskan dalam sebuah bagan umum sebagaimana berikut: (3)

Nilai perbandingan M/m pada diagram berikut selalu setara dengan rasio emas. M/m = 1,618

Contoh pertama dari rasio emas pada tubuh manusia rata-rata adalah jika antara pusar dan telapak kaki dianggap berjarak 1 unit, maka tinggi seorang manusia setara dengan 1,618 unit. Beberapa rasio emas lain pada tubuh manusia rata-rata adalah:

Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.

Tangan Manusia

Angkatlah tangan Anda dari mouse komputer dan lihatlah bentuk jari telunjuk Anda. Dalam segala kemungkinan akan Anda saksikan rasio emas padanya.

Jari-jemari kita memiliki tiga ruas. Perbandingan ukuran panjang dari dua ruas pertama terhadap ukuran panjang keseluruhan jari tersebut menghasilkan angka rasio emas (kecuali ibu jari). Anda juga dapat melihat bahwa perbandingan ukuran panjang jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula. (4)

Anda memiliki dua (2) tangan, dan jari-jemari yang ada padanya terdiri dari tiga (3) ruas. Terdapat lima (5) jari pada setiap tangan, dan hanya delapan (8) dari keseluruhan sepuluh jari ini tersambung menurut rasio emas: 2, 3, 5, dan 8 bersesuaian dengan angka-angka pada deret Fibonacci.

Rasio Emas pada Wajah Manusia

Terdapat beberapa rasio emas pada wajah manusia. Akan tetapi Anda tidak dianjurkan mengambil penggaris dan berusaha mengukur wajah-wajah orang, sebab hal ini merujuk pada "wajah manusia ideal" yang ditetapkan oleh para ilmuwan dan seniman.

Misalnya, jumlah lebar dua gigi depan pada rahang atas dibagi dengan tingginya menghasilkan rasio emas. Lebar gigi pertama dari tengah dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan rasio emas. Semua ini adalah perbandingan ukuran ideal yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang dokter. Sejumlah rasio emas lain pada wajah manusia adalah:

Panjang wajah / lebar wajah,
Jarak antara bibir dan titik di mana kedua alis mata bertemu / panjang hidung,
Panjang wajah / jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata bertemu,
Panjang mulut / lebar hidung,
Lebar hidung / jarak antara kedua lubang hidung,
Jarak antara kedua pupil / jarak antara kedua alis mata.

Rasio Emas pada Paru-Paru

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1985 dan 1987 (5), fisikawan Amerika B. J. West dan Dr. A. L. Goldberger menemukan keberadaan rasio emas pada struktur paru-paru. Salah satu ciri jaringan bronkia yang menyusun paru-paru adalah susunannya yang asimetris. Misalnya, pipa saluran udara yang bercabang membentuk dua bronkia utama, satu panjang (bronkia kiri) dan yang kedua pendek (bronkia kanan). Percabangan asimetris ini terus berlanjut ke percabangan-percabangan bronkia selanjutnya. (6)Telah dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini perbandingan antara bronkia pendek terhadap bronkia panjang selalu bernilai 1/1,618.

PERSEGI PANJANG EMAS DAN RANCANGAN PADA SPIRAL

Sebuah persegi panjang yang perbandingan panjang sisi-sisinya sama dengan rasio emas dikenal sebagai "persegi panjang emas." Sebuah persegi panjang yang panjang dan lebarnya masing-masing berukuran 1,618 dan 1 satuan panjang adalah persegi panjang emas. Mari kita letakkan sebuah bujur sangkar di sepanjang sisi lebar dari persegi panjang ini dan menggambar seperempat lingkaran yang menghubungkan dua sudut dari bujur sangkar ini. Kemudian, kita gambar satu bujur sangkar lagi dan seperempat lingkaran pada sisi yang selebihnya dan melakukan hal demikian pada seluruh persegi panjang yang ada pada persegi panjang utama. Jika Anda melakukan hal ini, pada akhirnya Anda akan mendapatkan sebuah spiral.

. (7)

Spiral yang didasarkan pada rasio emas memiliki rancangan paling tak tertandingi yang dapat Anda temukan di alam. Sejumlah contoh pertama yang dapat kita berikan adalah susunan spiral pada bunga matahari dan buah cemara. Ada lagi contoh yang merupakan penciptaan tanpa cela oleh Allah Yang Mahakuasa dan bagaimana Dia menciptakan segala sesuatu dengan ukuran: proses pertumbuhan banyak makhluk hidup berlangsung pula dalam bentuk spiral logaritmik. Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa sama dan bentuk dasarnya tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak ada bentuk mana pun dalam matematika yang memiliki sifat ini. (8)

Rancangan pada Kerang Laut


Rancangan tanpa cela pada cangkang nautilus memiliki bentuk yang mengikuti rumus rasio emas.

Saat meneliti cangkang makhluk hidup yang digolongkan sebagai hewan bertubuh lunak atau moluska, yang hidup di dasar laut, bentuk dan struktur permukaan bagian dalam dan luar dari cangkangnya menarik perhatian para ilmuwan:

Permukaan bagian dalamnya halus licin, sedangkan di bagian luarnya bergalur. Tubuh moluska berada di dalam cangkang, oleh karena itu permukaan bagian dalamnya haruslah halus licin. Garis pinggiran luar dari cangkang menambah kekokohan cangkang, sehingga meningkatkan kekuatannya. Bentuk-bentuk cangkang membuat orang kagum karena kesempurnaan dan sifat menguntungkan yang dihasilkan proses penciptaannya. Gagasan spiral pada cangkang terwujudkan dalam bentuk geometris sempurna, dalam bentuk rancangan yang sungguh elok dan "tajam".(9)

Cangkang-cangkang kebanyakan moluska tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik. Sungguh tidak ada keraguan bahwa hewan-hewan ini tidak memahami perhitungan matematis paling sederhana sekalipun, apalagi bentuk spiral logaritmik. Jadi bagaimana makhluk-makhluk tersebut dapat mengetahui hal itu sebagai yang terbaik baginya untuk tumbuh? Bagaimana binatang-binatang ini, yang oleh sejumlah ilmuwan digambarkan sebagai makhluk "primitif," tahu bahwa spiral logaritmik adalah bentuk terbaik bagi mereka? Mustahil pertumbuhan semacam ini terjadi tanpa adanya suatu pengetahuan atau kecerdasan. Pengetahuan tersebut ada tapi bukan pada moluska ataupun di alam itu sendiri, meskipun sejumlah ilmuwan menyatakan hal demikian. Sama sekali tidaklah masuk akal untuk berusaha menjelaskan hal tersebut sebagai suatu ketidaksengajaan. Rancangan ini hanya dapat dihasilkan oleh suatu kecerdasan dan pengetahuan mahatinggi, yang merupakan milik Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segala sesuatu:

"Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" (QS. Al An'aam, 6: 80)

Pertumbuhan mengikuti pola semacam ini digambarkan sebagai "gnomic growth" (pertumbuhan gnomis) oleh ilmuwan biologi Sir D'Arcy Thompson, seorang pakar dalam bidang tersebut, yang menyatakan bahwa mustahil membayangkan adanya sistem lain yang lebih sederhana, selama pertumbuhan cangkang kerang laut, daripada sistem yang didasarkan pada pelebaran dan pemanjangan yang terbentuk mengikuti perbandingan yang sama dan tidak berubah. Ia menjelaskan, cangkang tersebut terus-menerus tumbuh, akan tetapi bentuknya tetap sama. (10)

Seseorang dapat menyaksikan salah satu contoh paling bagus dari pertumbuhan semacam ini pada seekor nautilus, yang garis tengahnya hanya beberapa sentimeter. C. Morrison menjelaskan proses pertumbuhan ini, yang sangat sulit untuk dirancang sekalipun dibantu dengan kecerdasan manusia, dengan menyatakan bahwa di sepanjang cangkang nautilus, spiral yang ada di bagian dalam memanjang dan tersusun atas sejumlah bilik yang disekat oleh dinding-dinding yang terbuat dari karang mutiara. Ketika hewan ini tumbuh, ia membentuk satu bilik lagi di mulut cangkang spiral yang berukuran lebih besar daripada bilik sebelumnya, dan bergerak maju memasuki tempat yang lebih besar ini dengan menutup pintu di belakangnya menggunakan selembar sekat karang mutiara. (11)

Nama ilmiah dari sejumlah hewan laut lain yang memiliki spiral logaritmik dengan rasio pertumbuhan yang berbeda-beda pada cangkang mereka adalah:

Haliotis parvus, Dolium perdix, Murex, Fusus antiquus, Scalari pretiosa, Solarium trochleare.

Ammonite, binatang laut punah yang kini ditemukan hanya dalam bentuk fosil, juga memiliki cangkang yang tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik.

Pertumbuhan mengikuti bentuk spiral pada dunia hewan tidak terbatas pada cangkang-cangkang moluska. Binatang-binatang seperti antelop, kambing dan biri-biri menyelesaikan perkembangan tanduk mereka dalam bentuk spiral yang berdasarkan rasio emas. (12)

Rasio Emas pada Organ Pendengaran dan Keseimbangan.

Koklea pada telinga bagian dalam manusia berperan menghantarkan getaran suara. Struktur bertulang ini, yang berisi cairan, memiliki bentuk spiral logaritmik dengan sudut tetap =73°43´ yang memiliki rasio emas.

Gading dan Gigi yang Tumbuh Mengikuti Bentuk Spiral

Contoh-contoh lengkungan yang berdasarkan pada spiral logaritmik dapat disaksikan pada gading gajah dan mammoth (sebangsa gajah purba yang besar dan berambut) yang kini telah punah, cakar singa, dan paruh burung beo. Laba-laba eperia senantiasa merajut jaringnya dengan bentuk spiral logaritmik. Di kalangan mikroorganisme yang dikenal sebagai plankton, tubuh hewan globigerinae,planorbis, vortex, terebra, turitellae dan trochida semuanya membentuk spiral



opini :

keindahan terkait dengan manusia , dan angka termasuk keindahan itu sendiriPakar keindahan asal Inggris William Charlton menjelaskan bagaimana orang-orang menyukai bentuk spiral dan telah menggunakannya selama ribuan tahun. Ia menyatakan bahwa kita menyukai bentuk spiral karena penglihatan kita dapat dengan mudah melihat keindahan yang agkda pda bentuk spiral trsebut . begitu juga susunan angka fibonanci

Minggu, 20 Maret 2011

KEINDAHAN YANG ADA DIDALAM DIRI MANUSIA

Keindahan ciptaan tulang dan rangka manusia yang tidak dapat di tiru


1.Penjelasan Keistimewaan Tulang
Ada beberapa jenis sambungan yang berbeda antartulang kita. Jika beberapa sambungan memungkinkan tulang untuk bergerak muka belakang, lainnya memungkinkan kita bergerak ke samping. Sekarang mari kita teliti sambungan-sambungan dan tulang ini lebih dekat lagi.

Tulang-tulang kita melakukan tugas membawa dan melindungi tubuh kita. Pastilah, tulang itu telah diciptakan cukup kuat dan mampu melakukan tugas-tugas sulit ini.


Tulang-tulang kita ringan karena struktur bagian dalamnya berlubang seperti sarang madu. Akan tetapi, meskipun tulang itu sangat ringan karena bentuk berlubangnya ini, tulang juga sangat keras. Namun ini tidak berarti bahwa tulang tidak bisa patah. Sebaliknya, tulang begitu keras sehingga jika kalian mengambil sejumlah tulang dan baja, tulang lima kali lebih kuat daripada baja. Otot paha di kaki kalian, misalnya, memiliki banyak kemampuan seperti itu sehingga bisa mengangkat satu ton beban ketika berdiri tegak. Ketika kalian melompat atau berjingkrak dari satu tempat ke tempat lain, tulang ini akan berada dalam suatu bobot yang sama dengan 3-4 kali berat badan kalian. Akan tetapi, kalian tidak mengalami kerusakan apa pun berkat kekuatan tulang kalian.

Apa yang menyebabkan tulang begitu kuat?
Sebenarnya, jawaban atas pertanyaan ini tersembunyi dalam penciptaan tulang yang tidak ada taranya, yang telah kita terangkan secara singkat di atas. Tulang terbuat dari jaringan berlubang/berpori seperti sarang lebah madu. Berkat bentuk ini, tulang sangat keras dan sekaligus cukup ringan untuk digunakan dengan mudah. Jika berbentuk sebaliknya, yakni jika bagian dalam tulang itu kaku dan tidak ada ruang apa pun seperti bagian luarnya, tulang akan menjadi terlalu berat. Selanjutnya, karena tulang sama sekali tidak lentur, tulang kalian bisa patah atau retak hanya karena benturan yang terkecil sekalipun, katakanlah ketika tangan sedikit terbentur pada ujung lemari. Akan tetapi, Allah Maha Penyayang dan Dia telah menciptakan tulang kita sehingga bisa memberi kemudahan dan perlindungan tubuh.

Bahan pembuat tulang telah membuat para ilmuwan sangat tertarik dan mereka telah mencoba meniru jaringan tulang selama bertahun-tahun. Jaringan ini, yang sangat kuat, meskipun juga sangat ringan, dan yang terpenting mampu memperbaiki dirinya sendiri, bisa tumbuh sendiri. Sebab panjang tubuh kalian saat ini tidak sama dengan panjang tubuh kalian 4-5 tahun yang lalu dan perbedaan tinggi kalian dengan sekarang ketika berumur 19-20 tahun adalah pertumbuhan tulang kalian. Yang menakjubkan, pertumbuhan itu sangat seimbang. Tangan kalian tumbuh ketika kaki kalian tumbuh. Jari-jari tangan dan kaki tumbuh secara selaras dan pertumbuhan setiap tulang berhenti pada saat yang tepat. Bahkan, ini tidak tidak hanya terjadi dalam tubuh kalian, melainkan juga pada tubuh setiap orang yang sehat. Setiap tubuh memiliki tulang yang mempunyai sifat ini.

Para ilmuwan melakukan penelitian untuk menghasilkan zat yang mirip dengan zat yang membentuk tulang dalam tubuh manusia. Namun, tak seorang pun mampu mengembangkan zat dengan sifat yang demikian canggih seperti yang dimiliki tulang.
Berkat sifat pengasih Allah, tulang kita memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan mudah dan melakukan berbagai gerakan tanpa kesulitan dan tanpa menyebabkan rasa sakit.



OPINI :
Keindahan itu banyak sekali contohnhya . Dan keindahan itu sendiri ternyata terletak pada dalam diri manusia,alangkah beruntungnya kita memiliki keindahan yang sebenarnya tidak dapat kita lihat melalui kasat mata . karna keindahan itu sendiri ada dalam tulang kita . Tulang , yang jarang sekali memerhatikan bentuk , ternyata punya keindahan struktur apabila diamati dengan mikroskop .
MANUSIA DAN PENDERITAAN (tulisan 2)
Sumiati, TKW yg disiksa di Arab
Ternyata, perbudakan merupakan narasi pilu yang bergema abadi di sepanjang sejarah umat manusia. Munculnya Universal Declaration of Human Right di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1948 tak serta-merta meniadakan perbudakan. Di berbagai penjuru Planet Bumi terus menyeruak problema perbudakan. Abad 21 pun merupakan sebuah kurun waktu yang tak sepenuhnya terbebaskan dari belenggu perbudakan. Bahkan, perbudakan pada abad 21 inherent ke dalam proses-proses ekonomi serta berada di tengah pusaran pasar kerja. Jika pada abad-abad yang lalu seseorang ditangkap menjadi budak, pada abad 21 kini perbudakan bermula dari pasar kerja. Kompetisi memperebutkan pasar kerja merupakan jalan menuju terciptanya perbudakan.
Kenyataan ini mengingatkan kita pada pandangan filosofis GWF Hegel (1770-1831), bahwa sejarah merupakan perjuangan abadi meneguhkan kebebasan. Di sepanjang perjalanan sejarah, manusia berjuang meraih kebebasan. Format atau bentuk perbudakan mungkin saja berubah. Tetapi, hakikat dan makna perbudakan justru membentang panjang dalam sejarah umat manusia. Cita-cita mewujudkan kehidupan yang manusiawi pun terus bergema abadi tanpa titik akhir. Sejarah lalu tak pernah kehabisan agenda menyuarakan pembebasan hakiki manusia dari belenggu perbudakan. Sejarah bahkan dengan mudahnya berubah menjadi mantra pembebasan manusia dari perbudakan. Dan karena itu pula sejarah merupakan hakim agung yang tampil ke depan memberikan penilaian terhadap martabat tidaknya kehidupan umat manusia.
Kisah sedih dan penderitaan Sumiati binti Salan Mustafa (23) merupakan contoh kongkret kecamuk perbudakan pada abad 21. Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dompu, Bima, Nusantara Tenggara Barat, itu sejak 18 Juli 2010 bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada keluarga Khaled Salem M. al-Khamimisering di Madinah, Arab Saudi. Ia hadir sebagai TKW di keluarga tersebut melalui perusahaan penyalur tenaga kerja yang berkedudukan di Jakarta. Tragisnya, Sumiati yang tak mampu berbahasa Arab dan Inggris mengalami siksaan fisik. Di sekujur tubuh Sumiati terdapat bekas luka sangat parah. Bahkan terdapat bekas guntingan di mulut Sumiati. Media micro-blog [facebook dan twitter] lantas heboh oleh terkuaknya berita penyiksaan Sumiati.
Apa yang bisa dimengerti dari cerita pilu Sumiati adalah perbudakan pada abad 21. Suprastruktur pencetus perbudakan sepenuhnya faktor ekonomi. Sehingga tak berlebihan jika dikatakan, duka pilu Sumiati merupakan akibat logis dari bekerjanya sistem ekonomi perbudakan. Sementara berbagai aspek pendukung terciptanya sistem ekonomi perbudakan tak dirasakan sebagai elemen vital pembentuk sistem perbudakan. Dengan kata lain, sistem ekonomi perbudakan telah sedemikian rupa membentuk mind set, sehingga tak dirasakan sebagai penistaan terhadap kemanusiaan. Tindakan keji keluarga majikan lalu menemukan momentumnya oleh bekerjanya sistem ekonomi perbudakan.
Bagaimana sistem ekonomi perbudakan bekerja, dapat disimak dari paparan berikut. Pertama, perusahaan penyalur tenaga kerja mengetahui dengan jelas, bahwa Sumiati tak mampu berbahasa Inggris dan Arab. Penempatan Sumiati sebagai pekerja migran di Madinah menjadi suatu bentuk pemaksaan terhadap fakta kegagapan berkomunikasi pada seorang pekerja migran internasional. Ini bukanlah problema aksidental, tetapi sebuah tindakan yang inherent dengan sistem ekonomi perbudakan. Jika perusahaan penyalur tenaga kerja memiliki kesadaran utuh berkenaan dengan bahaya besar kemanusiaan akibat bekerjanya sistem ekonomi perbudakan, maka niscaya untuk tak menjadikan Sumiati pekerja migran internasional. Perusahaan penyalur tenaga kerja abai terhadap problema bahasa sebagai pencetus terjadinya kesalahpahaman dalam totalitas relasi buruh-majikan.
Kedua, Sumiati merupakan sosok anak bangsa yang ternista ketidaksempurnaan pasar kerja. Berlatar belakang keluarga miskin, ia mendamba hidup lebih baik melalui pelaksanaan peran sebagai pekerja migran. Tapi, keterbatasan kemampuan memperhadapkan dirinya pada opsi kerja sebagai pembantu rumah tangga. Seandainya pasar kerja bersih dari patologi ekonomi perbudakan, maka seorang anak bangsa seperti Sumiati diberdayakan terlebih dahulu. Kita menyaksikan di sini, perusahaan penyalur tenaga kerja hanya fokus pada perolehan keuntungan dari fungsi agensi pengiriman tenaga kerja ke mancanegara. Tidak penting seorang seperti Sumiati memiliki kelemahan dalam hal penguasaan bahasa asing, sebab yang dipandang penting hanyalah keuntungan dari besarnya permintaan lapangan kerja oleh para pencari kerja di negeri ini.
Ketiga, ekonomi perbudakan menguat sebagai konsekuensi logis kegagalan negara menegakkan kedaulatan rakyat. Hingga kini, para penyelenggara negara berada pada titik pertaruhan, justru karena gagal mewujudkan kedaulatan rakyat. Tatkala kasus Sumiati menyeruak ke permukaan, berbagai elemen negara yang berkaitan erat dengan pekerja migran justru masih berbicara tentang momentum penegakan hak asasi manusia TKW di mancanegara. Sungguh pun ekspor TKW telah berlangsung sejak dekade 1980-an, negara masih kosong dari spirit pembelaan terhadap anak-anak bangsa yang mengadu nasib sebagai pekerja migran.
Selama politik ketenagakerjaan tumpul memahami hakikat dan logika ekonomi perbudakan, selama itu pula terus bermunculan kasus serupa Sumiati.


OPINI PUBLIK : Kadang , manusia yang merasa dia berjiwa muslim di pusat
negara islam sekali pun tak sanggup menahan emosi nafsu,
yang akhirnya emosi nafsu itu pun menutupi amal dan akhlak baiknya .
Setan menguasai orang tersebut ,
sehingga orang tersebut tidak lagi memiliki rasa kemanusiaan , hilangnya rasa sosial ,
dan tidak peduli akan kehidupan makhluk lainnya .
untuk mengikuti hawa nafsu yang tidak disertai dengan akal pikiran dan perasaan ,
karna hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan akan menimbulkan penderitaan bagi orang lain . Sehingga orang lain merasa rugi karna perilaku kita tersebut .
Maka dari itu kita sebagai umat beragama dilarang keras
sumber :
http://duniapendidikanmenengah.blogspot.com/2010/11/ekonomi-perbudakan.html


Manusia dan penderitaan

artikel manusia dan penderitaan

ADA seorang sahabat yang menjadi pengamat kelahiran yang cermat. Setelah pergi ke banyak negara, menyaksikan demikian banyak kelahiran manusia ternyata ada yang sama di antara semua kelahiran: bayinya menangis, dan tangisannya hampir sama. Entah itu di Eropa, Amerika, Australia sampai dengan Asia semuanya bermuara pada hal serupa ini. Sehingga menimbulkan pertanyaan, "Apa tanda-tanda kehidupan yang bersembunyi di balik semua ini?"

Tentu sangat terbuka peluang untuk lahirnya berbagai penafsiran dari sini. Dan seorang sahabat ada berbisik, "Kalau bayi lahir menangis adalah tanda-tanda awal dari penderitaan. Mau lahir di keluarga kaya raya, berlimpah cinta sampai dengan yang disebut sempurna, tetap saja manusia tidak bebas dari penderitaan." Paling tidak pasti kena sakit, umur tua dan ditakut-takuti kematian. Dan tangisan yang serupa menunjukkan bahwa ia terjadi di semua tempat dan waktu.

Lebih-lebih di zaman ini. Pada zaman sejumlah hal menyentuh hati terjadi tidak henti-hentinya: bunuh diri, gantung diri, perang, petaka alam dan masih bisa ditambah dengan yang lain. Sehingga mudah sekali membukakan pintu keingintahuan, "Kalau memang isi hidup ini adalah penderitaan, apakah kematian adalah jalan pembebasan?" Kalau kematian adalah jalan pembebasan, bukankah bunuh diri sekaligus gantung diri adalah langkah-langkah pembebasan? Sungguh tidak mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berat ini.

Sejumlah guru pernah bertutur serius, bahwa penderitaan manusia berakar pada identifikasi berlebihan pada badan dan pikiran. Badan dengan lobang-lobangnya di satu sisi memang menjadi sarana bertumbuh (mulut untuk makan, hidung untuk bernapas, dst), namun di lain sisi ia adalah pembuka jalan bagi penderitaan. Mulut yang nafsunya berlebihan adalah awal berbagai penyakit. Lobang seks di bawah kalau diikuti, semuanya bisa hancur dalam semalam.

Pikiran juga serupa, ia pembantu yang baik, namun penguasa yang amat berbahaya. Sebagai pembantu, pikiran membantu berhitung, mengenali hitam-putih, baik-buruk dst. Namun sebagai penguasa yang sifatnya dualistik (kiri-kanan, sukses-gagal), pikiran juga yang membuat manusia senantiasa berguncang. Tidak puas dengan titik kehidupan, kemudian melompat ke titik ekstrem lain yang bernama kematian. Tidak puas dengan keramaian, melompat ke titik ekstrem lain yang bernama sunyi-sepi. Ada satu hal yang tersisa dari sini: kehidupan yang berguncang!

Sehingga bisa dimaklumi, kalau ada seorang guru yang mengandaikan kehidupan manusia dengan a circle without center. Sebuah lingkaran berputar tanpa titik pusat. Di luar titik pusat, tidak ada hal lain terkecuali guncangan. Habis di atas, di bawah. Habis di kiri, di kanan. Habis kaya, miskin. Setelah bahagia, menderita. Setelah senang, sedih. Guncangan, guncangan dan hanya guncangan. Tentu tidak terlalu mengejutkan menyaksikan kemudian, kalau di negara kaya seperti AS kemudian konsumsi pil tidur tergolong yang paling tinggi. Di keluarga kaya mudah sekali dipicu untuk tergelincir ke dalam pertengkaran dan perceraian. Semakin jauh kaki melangkah dari titik pusat (sebutlah amat kaya), semakin mungkin ia tergelincir ke titik ekstrem lain yang sama jauhnya dari titik pusat.

Dari sini, ada yang bertanya, "Apa dan di mana titik pusat kehidupan?" Sebuah keinginan intelektual sederhana, namun memerlukan sejumlah langkah berat untuk merealisasikannya. Sederhana, karena bisa dijelaskan dengan bahasa sederhana. Berat karena hanya latihan yang tekun yang bisa menghantar manusia ke sana. Ada banyak penjelasan tentang titik tengah. Sekumpulan orang timur (seperti Buddha, Confucius sampai Lao Tze) menyebut titik pusat ada
di jalan tengah (the middle way). Seperti menyetel senar gitar, terlalu kencang putus, terlalu kendor tidak berbunyi. Pengagum cinta, menyebutkan kalau titik tengah ada dalam cinta. Do everything lovingly, demikian saran sederhana namun mendasar. Sebab, apa saja yang dilakukan penuh cinta (dari menyapu, mengepel, menjadi ibu rumah tangga, sampai dengan bekerja) akan otomatis menggiring manusia ke titik pusat.

Ada lagi yang datang dengan penjelasan yang agak rumit. Titik pusat tidak di kepala, tidak juga di hati. Ia ada di pusar. Kepala hanya sumber guncangan. Hati hanya jembatan menuju pusar. Makanya, manusia-manusia yang hidup dengan hati lebih mudah hidup tenang seimbang, karena sedang melalui jembatan menuju pusar. Dan pusar ini juga yang menjadi titik paling menentukan ketika manusia berada dalam kandungan Ibu. Dengan damai, tenang sekaligus seimbang setiap bayi berada di kandungan Ibu. Dan kedamaian terakhir, dibimbing melalui titik pusat yang bernama pusar.

Ada juga penjelasan yang lebih rumit lagi, titik pusat ada di atas dualitas baik-buruk, benar-salah, sukses-gagal, hidup-mati, dst. Seorang guru pernah berbisik: "When you are not concerned with neither life nor death, then you are centered." Tatkala manusia tidak lagi ditarik terlalu kuat baik oleh kehidupan maupun kematian, ia mulai terpusat. Dan Anda pun dipersilakan menambahkan pendekatan lain, atau memilih salah satu pendekatan yang ditawarkan di atas. Yang jelas kata-kata dan logika saja tidak banyak membantu. Hanya ketekunan berlatih dalam keseharian yang banyak membantu. Dan seorang sahabat yang latihannya mengagumkan, serta telah hidup bertahun-tahun di titik pusat pernah menulis buku berjudul No Fear No Death. Bahkan kematian pun berhenti menakut-nakuti ketika manusia terbebas di titik pusat. (SH)

Opini :
manusia tidak begitu saja lepas dari penderitaan . Karna penderitaan adalah takdir Allah , dimana Allah menguji kita apakah dapat sabar dan tawakal dalam menerima penderitaan itu apa tidak .dimana setiap manusia ingin hidupnya bahagia , maka ia harus melewati penderitaan yang ada .

sumber : http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2207.htm